Friday, February 3, 2012

Esai Lima Paragraf

Esai lima paragraf adalah sebuah bentuk argumen tertulis. Ia adalah salah satu bentuk tugas menulis sekolah di SMA. Format esai ini memiliki lima paragraf: satu paragraf pendahukuan, tiga paragraf tubuh dengan pendukung dan pengembangan, dan satu paragraf kesimpulan. Karena struktur ini, ia juga disebut karangan singkat.
Pendahuluan bertindak untuk memberi tahu pembaca premis dasar dan kemudian menyatakan pendapat atau gagasan utama anda. Ketika sebuah esai diterapkan dengan format ini, paragraf pertama biasanya terdiri dari sebuah kait naratif, diikuti sebuah kalimat yang memperkenalkan tema umum, lalu kalimat selanjutnya yang mempersempit fokus dari sebelumnya. (Bila pengarang menggunakan format ini untuk sebuah pernyataan berbasis teks, maka sebuah kalimat mengutip teks, mendukung dakuan penulis esi, akan diletakkan di sini, bersama dengan nama teks dan nama pengarang. Sebagai contoh: “Dalam buku Borneo, Celebes, Aru, Alfred Russel Wallace mengatakan…”). Setelah ini, pengarang mempersempit diskusi topik dengan menyatakan atau menemukan sebuah masalah. Sering kali, sebuah kalimat organisasional digunakan disini untuk menjelaskan layout paper. Akhirnya, kalimat terakhir paragraf pertama esai seperti ini harus menyatakan pernyataan yang ingin dibuktikan oleh pengarang. Pernyataan ini sering terkait dengan sebuah “road map” esai, yang pada dasarnya sebuah outline yang menyatakan dengan tepat apa yang akan dibahas oleh ketiga paragraf isi dan memberikan urutan presentasi. Tidak perlu dibingungkan oleh sebuah kalimat organisasional, sebuah pernyataan posisi semata mengatakan “Buku Borneo, Celebes, Aru menyatakan perjalanan Wallace dalam meneliti sekaligus memburu hewan,” sementara sebuah kalimat organisasional menyatakan langsung struktur dan urutan esai.
Menurut Thomas E Nunnally (1991) dan Kimberley Wesley (2000), sebagian besar guru memandang bentuk esai lima paragraf membatasi pembentukan gagasan. Wesley berpendapat kalau bentuk ini tidak pernah cukup. Nunnally menyatakan kalau bentuk ini dapat bagus untuk mengembangkan kemampuan analitik yang harus kemudian dikembangkan.
Kelima bagian ini sepenuhnya formal dan dapat dibuat dan diulang sepanjang apapun, dari satu kalimat (walaupun akan termasuk kalimat sangat kompleks), hingga paragraf standar esai biasa, hingga bab sebuah buku, dan bahkan buku-buku terpisah itu sendiri (walaupun tiap buku, akan mencakup bagian lain sambil menekankan bagian tertentu).
Bentuk populer lain dari esai 5 paragraf terdiri dari
1. Pendahuluan Memperkenalkan sebuah topik. Bagian penting dari ini adalah tiga pernyataan
2. Paragraf isi 1 Menjelaskan bagian pertama dari tiga pernyataan
3. Paragraf isi 2 Menjelaskan bagian kedua dari tiga pernyataan
4. Paragraf isi 3 Menjelaskan bagian ketiga dari tiga pernyataan
5. Kesimpulan Merangkum point-point dan menyatakan ulang pernyataan
Referensi
1. Nunnally, Thomas E. (1991). "Breaking the Five-Paragraph-Theme Barrier". The English Journal 80 (1): 67–71.
2. Wesley, Kimberly (2000). "The Ill Effects of the Five Paragraph Theme (Teaching Writing in the Twenty-First Century)". The English Journal 90 (1): 57–60.