Friday, February 4, 2011

Disertasi terbaik April 2010 : Virulensi Jamur Jaring meningkat lewat Reproduksi Seksual

Kultivar gandum Finlandia telah relatif sangat resistan terhadap jamur jaring, sejenis penyakit tanaman paling umum ditemukan pada gandum di Finlandia. Walau begitu, ada peningkatan reproduksi seksual patogen yang dapat membuat situasi menjadi jauh lebih buruk di masa depan.
Marja Jalli, ilmuan penelitian di Penelitian Pangan Pertanian MTT Finlandia, menemukan metode untuk menilai virulensi jamur jaring dalam kondisi rumah kaca dalam disertasi doktornya. Disertasi ini mengungkapkan kalau virulensi populasi patogen jamur jaring Finlandia telah berubah sangat sedikit dalam 15 tahun terakhir.
“Kultivar resisten kuantiatif Finlandia yang baru relatif baik pada penyakit ini. Bila gandum menunjukkan resistensi spesifik yang lebih tinggi, maka patogennya juga akan tumbuh lebih kuat,” kata Jalli menjelaskan.
Jamur jaring dapat menyebabkan kerugian pertanian besar
Jamur jaring menghasilkan gejala mirip jaring di daun gandum. Penyakit ini menghancurkan klorofil dan mengurangi luas permukaan daun tanaman. Pada kasus terburuk, infeksi jamur jaring parah dapat menyebabkan tanaman kehilangan 30 persen daunnya. Dalam bentuk sekarang ini, penyakit ini masih dapat ditangani.


Di Finlandia, ascomycetes yang menyebabkan penyakit jamur jaring (Pyrenophora teres Drechs.) sebagian besar bereproduksi secara aseksual lewat spora. Patogen ini juga mampu melakukan reproduksi seksual, yang diketahui terjadi pada taraf tertentu.
Reproduksi seksual mengubah virulensi
Disertasi ini berbasis pada populasi sekitar 240 isolat jamur jaring yang dikumpulkan dari pertanian gandum di berbagai bagian Finlandia antara tahun 1994 dan 2007. Jalli mempelajari pengaruh reproduksi seksual pada virulensi jamur jaring dalam kondisi laboratorium. Hasilnya mengejutkan.
“Dengan menyilangkan dua isolat jamur jaring yang keduanya tidak mampu mengatasi resistensi gandum, kami berhasil menghasilkan isolat keturunan yang mampu menyebabkan gejala bahkan bila tanaman gandum tersebut telah sepenuhnya resisten terhadap penyakit ini,” jelas Jalli.
Di masa depan, reproduksi seksual patogen ini diduga juga akan meningkat dalam kondisi lapangan, karena iklim berubah dan popularitas pertanian teras rendah serta spesialisasi dalam monokultur gandum yang membuat kondisi semakin menguntungkan bagi penyakit ini.
Pembiakkan tidak boleh hanya terfokus pada satu gen
Virulensi jamur jaring bukanlah hasil dari satu gen saja namun dari proses hereditas yang lebih rumit. Jalli percaya kalau pembiakkan resisten harus tidak semata berfokus pada satu faktor saja.
“Usaha-usaha harus dibuat untuk juga memperkenalkan faktor resisten baru pada kultivar gandum saat pembiakan. Genom gandum ras darat dan gandum liar, misalnya, diharap terbukti berguna dalam hal ini,” jelasnya.
Kultivar gandum yang dibahas dalam disertasi doktor ini juga ditemukan mengandung unsur yang sangat resisten pada jamur jaring dan belum pernah digunakan sebelumnya dalam pembiakan resisten.
Benchmark untuk penelitian internasional
Jamur jaring sebelumnya telah ditemukan menjadi masalah kultivar gandum yang tumbuh di iklim utara. Dalam tahun-tahun terakhir, minat pada patogen ini mulai meningkat pula di lintang lainnya.
Disertasi doktor Jalli mengkhususkan sembilan kultivar gandum berbeda yang dipilih dengan bekerjasama dengan para ilmuan penelitian internasional dan kemudian dapat dipakai sebagai benchmark untuk pengukuran kehandalan virulensi jamur jaring di penjuru dunia.

No comments:

Post a Comment