Saturday, June 18, 2011

Disertasi Pangan Pertanian: Apakah Kandang yang Dipoles Memberi Kebaikan bagi Induk Ayam?

Dalam disertasi doktornya, ilmuan peneliti Eija Valkonen dari Penelitian Makanan Pertanian Finlandia menemukan kalau induk ayam secara aktif bertelur dan mengeram di kandang yang dipoles. Ia menemukan pula kalau induk ayam menghasilkan telur sama banyaknya pada kandang yang dipoles dibandingkan kandang biasa.
Selain itu, studi ini menunjukkan kalau struktur tulang induk ayam yang dipelihara dalam kandang berpoles lebih kuat daripada induk ayam dalam kandang biasa.
“Dalam kandang biasa, induk ayam tidak punya kesempatan untuk berlatih, yang membuat tulang lemah, namun kandang yang dipoles meningkatkan mineralisasi tulang. Hal ini mendukung hipotesis meningkatnya kesejahteraan induk ayam. Di sisi lain, pengeraman meningkatkan lesi tapak kaki dan kerusakan tulang dada,” kata Valkonen.
Mempelajari kesejahteraan hewan secara tidak langsung
Menurut Valkonen, penggunaan aktif pengeraman dan sarang menunjukkan kalau mereka memungkinkan induk ayam melakukan perilaku tertentu yang penting bagi mereka.
“Studi kesejahteraan hewan tidak pernah dilakukan langsung, dan hasilnya ambigu. Mereka selalu terbuka untuk penafsiran, setidaknya mengenai indikator kesejahteraan itu sendiri. Sebagai contoh, apakah lebih penting memuaskan kebutuhan perilaku ketimbang menghindari lesi tapak kaki?” kata Valkonen.
Walau ada ruang penafsiran, sang ilmuan peneliti percaya kalau kandang yang dipoles lebih baik bagi induk ayam daripada kandang konvensional.
Kandang konvensional segera tamat
Sejak awal 2012 negara anggota Uni Eropa mulai mengadopsi arahan untuk melarang penggunaan kandang konvensional untuk induk ayam petelur. Hanya kandang dipoles yang diizinkan, dan ia harus disesuaikan dengan pengeraman, sarang, dan makanan dengan ruang sedikit lebih besar daripada kandang konvensional.
Dalam studi disertasi Valkonen, induk ayam diamati dalam tiga eksperimen terpisah selama periode pengeraman ayam, yaitu satu tahun. Eksperimen ini mempelajari pengaruh muatan protein makanan, muatan energi, dan pasokan kapur pada produksi dan kesehatan induk ayam. Eksperimen keempat mengevaluasi efek pengeraman pada konsumsi makanan dan perilaku.
Kandang yang dibandingkan adalah kandang konvensional untuk tiga induk ayam dan kandang polesan untuk delapan induk ayam. Daerah lantai kandang konvensional adalah 1970 cm persegi sementara kandang polesan 6000 cm persegi.
Level produksi tetap sama
Dalam studinya, Valkonen secara khusus mempelajari pengaruh kandang yang dipoles pada produksi dan asupan makanan. Tipe kandang telah dikembangkan selama berdekade, namun sangat sedikit penelitian dilakukan pada makanan dan konsumsi makanan model produksi ini.
Hasil penelitian menunjukkan kalau induk ayam dalam kandang dipoles dapat mencapai level produksi yang sama seperti induk ayam dalam kandang konvensional. Walaupun variasi kecil diamati dalam asupan makanan, variasi ini tidak cukup signifikan untuk mengubah rekomendasi makanan saat ini.
“Indikator kunci dalam hal keuntungan produksi adalah rasio konversi makanan, atau asupan makanan per satu kilogram telur dihasilkan. Gambarannya ternyata sama pada kedua tipe kandang, tekan Valkonen.
Sumber: ScienceDaily (Nov. 1, 2010)

No comments:

Post a Comment