01 February 2011

Mutu Disertasi Kita di Tingkat Internasional

Disertasi dicirikan dengan penciptaan pengetahuan baru bagi sebuah bidang keilmuan. Sangat jarang kita menemukan nama orang Indonesia dalam kutipan di landasan teori disertasi. Hal ini mencerminkan rendahnya sumbangan Indonesia dalam penciptaan pengetahuan baru. Walaupun ada banyak program pasca sarjana yang memproduksi doktor di berbagai bidang, hal ini masih belum cukup menandingi laju penciptaan pengetahuan dari negara lain.
Laporan Global Innovation Index untuk tahun 2009-2010 telah dirilis. Laporan ini membeberkan ranking dan kondisi faktor-faktor inovasi di berbagai negara. Salah satu indeks yang paling relevan dengan disertasi adalah indeks penciptaan pengetahuan itu sendiri. Dengan melihat posisi kita dalam indeks penciptaan pengetahuan, kita dapat memperoleh gambaran sejauh mana mutu disertasi mahasiswa s3 di Indonesia relatif dengan negara lain di dunia.
Untuk edisi 2009-2010, indeks penciptaan pengetahuan diperoleh lewat survey di 132 negara. Berikut adalah urutan lima besar di tingkat Dunia, Asia dan Asia Tenggara.
Negara
Ranking Asia Tenggara
Ranking Asia
Ranking Dunia
Swiss
-
-
1
Swedia
-
-
2
Jepang
-
1
3
Finlandia
-
-
4
Denmark
-
-
5
Taiwan
-
2
7
Israel
-
3
8
Korea Selatan
-
4
11
Singapura
1
5
15
Malaysia
2
7
34
Timor Leste
3
12
44
Indonesia
4
14
60
Thailand
5
18
73
Dan disitulah kita, di urutan 73 dunia, di bawah rata-rata (batas 66). Di Asia kita hanya urutan ke-14 dan bahkan di Asia Tenggara kita masih kalah dari Timor Leste. Ini artinya, secara rata-rata, mutu disertasi mahasiswa doktoral yang kuliah di Timor Leste masih lebih baik daripada disertasi mahasiswa doktoral rata-rata yang kuliah di Indonesia. Ada apa ini?
Mengenai masalah penyebab rendahnya mutu disertasi dan penciptaan pengetahuan di Indonesia biarlah menjadi urusan penelitian lebih lanjut. Sekarang bagaimana kondisi ini dapat menguntungkan bagi anda. Bila anda seorang mahasiswa doktoral yang memiliki disertasi bermutu tinggi, jelas anda sangat beruntung. Disertasi anda berada jauh di atas rata-rata dan memenuhi standar Swiss, Swedia atau Jepang. Tapi membuat disertasi bermutu tinggi sangatlah sulit. Ini sudah terbukti dengan rendahnya posisi negara kita di daftar peringkat penciptaan pengetahuan. Walau begitu, anda hanya selangkah dari disertasi bermutu tinggi anda. Kami menyediakan jasa penulisan disertasi pesanan yang bermutu tinggi. Ditulis sesuai topik yang anda inginkan dan asli 100%, bukan menyalin, bukan menjiplak. Kami memiliki sumberdayanya, dan kami tidak segan bekerja seharian, bila perlu 24 jam untuk menghasilkan disertasi bermutu tinggi. Ini karena kami profesional dan berdedikasi penuh pada jasa penulisan disertasi. Bila anda sendiri yang membuatnya, mungkin ada banyak halangan dan gangguan konsentrasi, keluarga, pekerjaan, kuliah dan sebagainya. Kami tidak karena memang inilah pekerjaan kami. Kami telah berpengalaman menghasilkan banyak disertasi sejak tahun 2000. Jangan ragu lagi, hubungi kami di penulisdisertasi@gmail.com untuk mendapatkan formulir pemesanan, daftar harga dan detail mekanisme kerjasama kita. Kami tunggu.

Contoh Bab Dua Disertasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Pertanyaan yang menjadi judul bab ini dapat diterjemahkan baik sebagai ‘Apa itu Sains?’ atau ‘Apa itu Ilmu Pengetahuan Alam?’ Pertanyaan pertama akan diselidiki dalam sub bab 2.1, dimana pendekatannya adalah dengan memeriksa batasan antara sains dan sejumlah tipe pengetahuan lain seperti filsafat, teknologi, ilmu sosial dan saintisme, serta pengetahuan pribumi. Bagian dari pemeriksaan ini adalah pengenalan kebutuhan untuk memperjelas sifat kanon utama sains, berdasarkan definisi yaitu bagian terjauh dari batasan-batasan tersebut. Perbatasan epistemologis demikian telah dikritik luas dalam kesarjanaan pasca kolonial atas peran mereka dalam pemikiran dan praktek ekslusi (Carter, 2006). Walau demikian, penulis akan berpendapat untuk manfaat (dari sudut pandang Melayu) untuk mengklarifikasikan batas-batas sains, untuk meletakkan sains tetap ‘pada tempatnya’. Sebagian dari peneliti dasar-dasar ‘sains’ menghasilkan sejumlah ciri sains, ciri yang dapat dipahami merujuk pada bagian sains yang berada di antara kanon pusatnya dan perbatasannya. Pembahasan ini penting untuk membangun dan memperjelas istilah Ilmu.
Pertanyaan alternatif judul bab akan dibahas di sub bab 2.2, yang menjelaskan penjelasan mengenai perkembangan istilah Ilmu Pengetahuan Alam, sebagaimana tercermin dalam wacana dalam kebijakan kurikulum sains Indonesia selama tahun 1980an dan 1990an. Bagian akhirnya, sub bab 2.3, menarik bersama pembahasan wacana terbaru Ilmu Pengetahuan Alam yang disajikan dalam dua bab pertama, dengan beberapa kesimpulan pendahuluan, untuk memetakan langkah selanjutnya disertasi ini.
Sebuah proses kritik dan dekonstruksi konsepsi Pencerahan sains sebagai pengetahuan ‘murni’ telah berkembang selama 40-50 tahun terakhir (Hanson, 1958). Proses umum kritik sains ini telah diperbarui dengan perkembangan terbaru di bidang filsafat yaitu postmodernisme dan poststrukturalisme. Kedua wacana ini (dalam sains dan filsafat) terkait erat namun tidaklah identik, sehingga memperlakukan keduanya sebagai objek analisis yang terpisah, yaitu ‘pengetahuan sains’ dan ‘filsafat sains’. Pandangan ini tercermin dalam frase Richard Duschl (1985) ‘pengembangan eksklusif bersama’ untuk menjelaskan 25 tahun pendidikan sains dan filsafat sains. Begitu juga, Reuben Hersh (1994) mencatat bahwa ‘filsuf matematika mengabaikan matematika dan matematikawan’.
Dua jalur kritik penting dalam debat ini (dalam sains dan filsafat) datang dari feminisme dan anti rasisme (misalnya
Wertheim, 1997; Harding, 1993; Haraway, 2004), yang keduanya dapat dipandang sebagai klaim oleh kelompok-kelompok sub alternatif dalam masyarakat (Gramsci, 1992). Kelompok sub alternatif dalam masyarakat dapat memegang sudut pandang dan pengetahuan berbeda dari yang diwajibkan atau dipandang arus utama (misalnya permantraan dalam hal kedokteran). Salah satu tipe pengetahuan berbeda atau ‘subjugasi’ (Faucault, dikutip dalam Webster, 1996), yang telah luas dibahas dalam debat sains dan filsafat, adalah pengetahuan pribumi (Indigenous Knowledge – IK), Melayu Tua dapat dipandang sebagai contohnya. Sebagian karena perannya dalam debat filsafat (Loving, 1997), telah ada pengakuan ragu dari klaim IK untuk dipandang sebagai bentuk alternatif sains yang sah (Peters, 1993) – argumennya, dengan kata lain, untuk pandangan pluralis budaya sains (Hodson, 1999). Konsepsi pluralis terhadap sains sebagai sistem pengetahuan (Roberts, 1998) memberikan ruang untuk pertimbangan kliam IK (Henderson, 2000; Battiste, 2000) dan hal lain untuk status sains, namun tidak harus menunjukkan bahwa semua sains sama atau setara – ini tetap menjadi pertanyaan yang harus diselesaikan (Irzik, 2001).
Walaupun kata ‘sains’ dapat cukup berarti ‘pengetahuan sistematik,’ ia biasanya lebih tepat merujuk pada ‘sains alam’: yaitu fisika, kimia, biologi dan sub disiplinnya. Matematika, juga dipandang sains alam, namun biasanya diasingkan terpisah dalam kurikulum sekolah karena manfaatnya yang khas (Tymoczko, 1994; Hersh, 1994). Hal ini, kemudian menjadi makna asumtif kata ‘sains’, yang penting dalam mempertimbangkan posisi terdepannya dalam hirarki pengetahuan. Dalam literatur yang secara khusus mempertimbangkan hubungannya dengan bentuk pengetahuan kultural lainnya seperti mātauranga Māori (MoRST, 1995; Williams, 2001; Simon, 2003), makna ‘sains’ ini sering digantikan dengan penggunaan Sains modern barat (McKinley, 2005) Sains Barat(Roberts, 1998) atau Sains-B (Kawasaki, 2002). Penulis menggunakan istilah sains-B saat diperlukan di bawah untuk menghindari keraguan. Kemunculan banyak makna dan banyak ciri untuk ‘sains’(Aikenhead, 2000) menunjukkan sifatnya yang meragukan, yaitu perdebatan mengenai ‘apa yang dapat dinilai sebagai sains’ (Stanley and Brickhouse, 1994). ‘Sains sekolah’ misalnya, merujuk pada versi sederhana/disederhanakan dari sains sebagaimana disajikan dalam kurikulum sekolah tradisional, yang paling mungkin berperan sebagian dalam membangun dan mempertahankan makna ‘tak tertanda’ dan perbedaannya dari matematika. ‘Sains sekolah’ juga merupakan pendekatan yang berguna pada apa yang dimaksudkan oleh istilah ‘sains-B’ (dan istilah sejenis, lihat di atas) dalam literatur sains multibudaya.
Pandangan pluralis pada sains, yang merujuk pada defisinsi luasnya sebagai ‘pengetahuan sistematik’, membuka pintu masuk pada inklusi sejumlah besar basis pengetahuan, sebagai budaya manusia menjadi terpuaskan dan tersistematiskan (dengan bantuan sains-B dan teknologi-B). Kini menjadi sulit untuk mementukan daerah pengetahuan yang tetap pasti berada di luar gerbang sains pluralis (Irzik, 2001). Salah satu hasil pandangan pluralis sains karenanya adalah perlunya penggunaan istilah resmi seperti sains-B atau sains alam, saat kita ingin menggunakan makna ‘sains’ yang lebih terbatas, walaupun, seperti dicatat di atas, diluar kesarjanaan kritis, ‘fisika, kimia dan biologi’ tetap menjadi makna asli asumtifnya (Gregory, 2001).
2.1 Sifat Sains
Dalam salah satu studi paling terkenal pada sifat sains, Thomas Kuhn (1970) membahas penggunaan kata ‘paradigma’ nya pada makna ‘matriks disipliner’ dari generalisasi, keyakinan dan nilai simbolik serta seperangkat contoh atau penerapan pengetahuan matriks disipliner, dimana semua anggota masyarakat ilmiah tertentu bersatu untuk belajar, mengajar dan menerapkannya dalam praktek disiplin mereka. Kuhn menggunakan konsep paradigmanya dalam menjelaskan bagaimana kemajuan dalam sains dicapai. Ia menyarankan bahwa ‘sains normal’ merupakan penumpukan tetap pengetahuan dalam disiplin terspesialisasi, hingga informasi baru, atau kemajuan teknologi baru, mengkatalisis perubahan dalam sebagian aspek ‘matriks disipliner’ atau paradigma disiplin tersebut (dan masyarakat ilmuan, mahasiswanya dsb) yang disebut ‘revolusi ilmiah’. Ini adalah rumusan asli dari apa yang sekarang umum dirujuk sebagai ‘pergeseran paradigma’. Kuhn tertarik dalam memahami tampilan masyarakat ilmiah dan prakteknya yang memungkinkan sains tetap menumpuk pengetahuan. Ini juga merupakan kritik awal pada dogma yang diterima dari sifat imparsial dan objektif pekerjaan ilmuan dan manfaatnya yang tidak dipertanyakan dalam metodologi (seperti dalam metode ilmiah) untuk menilai kemajuan ilmiah.
Kuhn memperjelas (dalam postskrip pada edisi kedua studinya, diterbitkan dalam tahun 1970, tujuh tahun setelah kemunculan pertamanya) bahwa ‘teori atau seperangkat teori’ adalah istilah yang lebih tepat untuk sebagian besar dari apa yang ia sebut sebagai ‘paradigma’ dalam teks aslinya. Kuhn juga menyadari pentingnya ‘eksemplar’ dalam melokalisir dan mengkonkretisasi isi kognitif sains: ‘Dalam ketiadaan eksemplar tersebut, hukum dan teori yang dipelajarinya sebelumnya akan mengandung muatan empiris yang minim’ (hal. 188). Setelah mendapatkan fasilitas dalam disiplin ilmiah tertentu, Kuhn berpendapat bahwa para ilmuan bekerja dan berkomunikasi (dengan ilmuan lain dalam disiplin yang sama) dengan sejumlah besar ‘pengetahuan faham (tacit knowledge)’ yang bersama dengan ‘pengetahuan yang dipelajari’ menyusun paradigma ilmiah. Hal ini serupa dengan penjelasan Michael Polanyi mengenai kesadaran subsider dan fokal ilmuan (Kim, 2005) dan Kuhn juga mengakui hal ini dalam postskripnya (Kuhn, 1970, hal.191).
Karya Kuhn secara luas dipandang sebagai pembersih dalam pengembangan istilah paradigma penelitian dalam ilmu sosial. Malahan, karyanya dan perbedatan mengenai sifat sains secara umum tampaknya lebih penting bagi ilmuan sosial (Hoyningen-Huene dan Sankey, 2001) daripada bagi para ilmuan yang terlatih dalam fisika, kimia atau biologi, dari ranking dimana hampir semua guru sains diambil. Hal ini karena daerah terakhir dari sains-B ini masih berdasarkan sebagian besar pada model empiris disiplin tersebut, metode ilmiah serta pada akhirnya, alam semesta, yang berarti para ilmuan dalam bidang ini jarang memeriksa sifat realitas atau pengetahuan, yaitu isu ontologi dan epistemologi. Jelas, ada kebutuhan pada pelatihan guru sains untuk mengalamatkan pengabaian filosofis ini.
Walau begitu, Kuhn tidak memasukkan sains sosial kedalam pembahasan paradigmanya – ‘masih menjadi pertanyaan terbuka mengenai bagian apa dari sains sosial yang memiliki paradigma demikian’(Kuhn, 1970, hal.15). Dalam postskrip tahun 1970, mencerminkan resepsi karyanya dan istilah ‘pergeseran paradigma’ sebagai revolusi ilmiah, ia mengatakan:
Sejarawan sastra, musik, seni, perkembangan politik dan banyak aktivitas manusia lainnya telah lama menjelaskan subjek mereka dalam cara yang sama [sebagai perlanjutan periode terikat tradisi yang diperkini dengan jeda non kumulatif]. Bila saya ingin menjadi asli dalam melihat pada konsep seperti ini, maka adalah dengan menerapkannya pada sains, bidang yang telah sangat bergembang dalam berbagai cara (hal.208).
Kuhn menunjukkan disini bahwa ia menggunakan kata ‘sains’ dalam istilah tak tertanda (yaitu sainsB atau sains sekolah – lihat pembahasan di atas). Karenanya, dalam hal dimana Kuhn menggunakan istilah ‘paradigma’ atau ‘sains’, karyanya tidak secara langsung berlaku pada disiplin ilmu sosial seperti pendidikan. Cathleen Loving (1997) membahas penggunaan demikian dari studi Kuhn dengan judul ‘ekstrapolasi keraguan’. Makna baru dan diperluas dari istilah ini terus berkembang, namun dilihat dalam penggunaannya dalam wacana sains sosial kontemporer.
Sebagian besar dari apa yang dimasukkan Kuhn dalam ‘paradigma’ disiplin sains dirujuk sebagai ‘metodologi’ dalam sains sosial kontemporer, dengan pertindihan yang besar antara keduanya. Kuhn tidak membicarakan mengenai paradigma sebagai konsep realitas dasar ilmuan, walaupun, tentu saja, konsep tersebut inheren pada apapun yang sadar (Middleton, 1996). Walau begitu, dalam sains sosial masa kini, paradigma didefinisikan sebagai ‘jejaring premis epistemologis dan ontologis’ atau ‘seperangkat keyakinan dasar yang mengendalikan tindakan’ (Denzin dan Lincoln, 2000, hal.19). Perubahan perspektif istilah paradigma ini adalah point kunci karena ia telah memungkinkan (atau setidaknya menemani) perluasan istilah ‘apa itu sains’ untuk membawa pandangan pluralis pada sains.
Jadi pertanyaan ontologi dan epistemologi kurang penting dalam sebagian bidang sains, termasuk sains sekolah dan sains-B, dan lebih penting dalam bidang lain seperti sains sosial. Aspek filsafati ini menjadi memuncak dalam membahas klaim IK pada status sains. Menurut Elizabeth McKinley (1995, hal.69), ‘dalam tingkat filosofislah perdebatan terbesar antara sains positivis (dan pandangan sains lainnya) dengan pengetahuan pribumi ditemukan’.
Dan seterusnya …

30 January 2011

Panduan Disertasi Administrasi Negara

Dibawah ini anda akan mendapatkan jawaban atas masalah Disertasi Administrasi Negara secara komprehensif:
Apakah Disertasi Administrasi Negara? Apa kriteria Standar Disertasi Administrasi Negara?
Disertasi Administrasi Negara dibuat oleh mahasiswa pasca sarjana harus memenuhi syarat berikut agar memastikan diri menjadi disertasi paling berkualitas dalam bidang Administrasi Negara:
  • Disertasi Administrasi Negara memperkenalkan aspek penting Administrasi Negara dengan menekankan pada elemen dasar psikologi perilaku yang penting dalam konteks penelitian pemasaran dan psikologi.
  • Disertasi Administrasi Negara harus mengembangkan pemahaman bagaimana lingkungan sosial dan komersial mempengaruhi motivasi pejabat negara dan pembuatan keputusan.
  • Disertasi harus dibangun menggunakan metode kualitatif ataupun kuantitatif namun harus berfokus pada bagaimana pemerintahan diatur dan tetap teratur.
  • Disertasi Administrasi Negara harus menunjukkan pemahaman dan pengetahuan mengenai konsep dan teknik yang wajib untuk implementasi efektual analitik perilaku manusia inti dalam organisasi kontemporer.
  • Disertasi Administrasi Negara harus secara kritis memeriksa masalah psikologis dan perilaku pegawai.
  • Disertasi Administrasi Negara harus dibuat lewat seleksi dan penerapan alat dan teknik yang digunakan dalam analisis Administrasi Negara untuk mendekati masalah tertentu dan harus mencerminkan pula pendekatan yang dipilih.
Bagaimana menulis Disertasi Administrasi Negara? Dan bagian apa saja yang harus ada dalam Proposal Disertasi Administrasi Negara?
Bagian-bagian dalam Proposal Disertasi Administrasi Negara
  • Pendahuluan yang harus menyatakan dengan jelas masalah penting mengenai Administrasi Negara dan memberikan jawaban mengapa kasus ini penting. Sebutkan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab dalam disertasi Administrasi Negara anda dengan hipotesis pembuka …
  • Pembahasan atau Tinjauan Pustaka yang menekankan masalah terkait Administrasi Negara dalam kerangka argumentasi dan penelitian terbaru. Apa masalah utama yang belum terselesaikan dalam Administrasi Negara dan bagaimana anda mengatur masalah ini untuk dipecahkan?
  • Bagian Pendekatan yang menyajikan sumber, metode dan prosedur yang diperlukan untuk disertasi Administrasi Negara anda. Apa yang perlu anda ketahui agar dapat menulis disertasi Administrasi Negara dan bagaimana anda akan menemukannya?
  • Outline Bab yang akan memecah proyek disertasi Administrasi Negara anda dalam bagian-bagian yang dapat ditangani.
  • Daftar Pustaka Pendahuluan yang mencakup semua bahan yang anda tinjau dalam bagian Pembahasan/Tinjauan Pustaka
Tips untuk menulis Disertasi Administrasi Negara yang berhasil
1. Mengetahui bidangnya (Administasi Negara)
a. Teliti, baca dan pahami … Teliti, baca dan pahami
b. Catat point penting yang anda baca dengan kata-kata anda sendiri
c. Gunakan perpustakaan dan internet untuk mencari tahu lebih banyak mengenai bidang anda
2. Pergilah keluar bidang anda
a. Baca disertasi Administrasi Negara yang lain
b. Analisa point-point yang membedakan Disertasi Administrasi Negara yang bagus dan buruk
c. Baca bagaimana dan apa yang orang lain akan katakan mengenai bidang subjek anda
3. Perhatikan metode, analisa, motivasi dan aplikasi
a. Saya menulis ini karena …
b. Penelitian ini dapat diterapkan pada …
4. Masuk dan keluar
a. Periksa kutipan makalah dan daftar pustakanya
b. Bandingkan penafsiran anda pada sumbernya dengan orang lain
5. Jangan terpusat pada kertas
a. Mudah untuk tersimpangkan dan disibukkan oleh apa yang sudah dilakukan
b. Saat anda merasa terbiasa dengan bidangnya, apa yang sudah dan belum dilakukan, mulailah mengerjakan apa yang dapat anda lakukan
6. Lihatlah Disertasi Administrasi Negara yang telah dibuat oleh pendahulu anda
Bagaimana mendapatkan Topik Disertasi Administrasi Negara yang dipesan GRATIS yang paling mungkin akan disetujui oleh profesor saya?
Untuk membangun kredibilitas jasa dan untuk melayani anda secara optimum kami menawarkan jasa konsultasi TOPIK DISERTASI GRATIS. Jasa ini membuat anda dapat :
  • Memperoleh tiga topik disertasi Administrasi Negara mengenai subjek khusus anda dalam kurang dari 24 jam
  • Topik disertasi administrasi negara akan dipilih oleh peneliti yang berpengalaman sesuai bidang penelitian anda
  • Anda akan memperoleh topik tersebut kurang dari 24 jam
Untuk menemukan bagaimana mendapatkan tiga topik disertasi Administrasi Negara pesanan secara gratis pada bidang penelitian khusus anda hubungi kami di penulisdisertasi@gmail.com
Bagaimana mendapatkan penulis berpengetahuan dalam bidang Administrasi Negara untuk menuliskan Disertasi Administrasi Negara Pesanan dan 100% bebas plagiarisme dengan jumlah kata lebih dari 15 ribu kata dalam rentang waktu kurang dari seminggu hingga paling lama 2 bulan?
Ini adalah jasa premium kami dan semuanya dikirim secara online. Tampilan utama jasa kami adalah:
  1. Bebas plagiarisme 100%
  2. Penelitian dengan sumber up to date
  3. Jaminan revisi gratis tak terbatas
  4. Kesempatan untuk menghubungi penulis anda selama proses penulisan
  5. Penulis cerdas dan berpengalaman
  6. Mampu memenuhi deadline (anda yang menentukan deadlinenya)
  7. Sistem pembayaran transfer rekening
  8. Tidak ada biaya tambahan
  9. Penulis Kooperatif dan dapat dihubungi 24 jam sehari (nanti akan diberikan nomer telpon penulis anda)
Untuk mengetahui bagaimana penulis berpengalaman kami dalam bidang analitis Administrasi Negara yang akan menuliskan anda disertasi Administrasi Negara sesuai pesanan anda, hubungi kami di penulisdisertasi@gmail.com

Contoh topik disertasi Antropologi

  1. Provokasi tanpa mengenal waktu dari publisitas GAM
  2. Kosmopolitanisme, remediasi dan hantu industri perfilman dalam negeri
  3. Latihan fisik, disiplin etis dan kekerasan kreatif: Zona kemampuan diri dalam Front Pembela Islam
  4. Kewarganegaraan fleksibel di Bali: Subjektivitas neoliberal dalam perusahaan kota
  5. Profil antisosial: intrik dan keintiman dalam psikiatri Indonesia
  6. Antropologi biologis baru di Indonesia
  7. Proses non adaptif pada primata dan evolusi manusia
  8. Bagaimana ukuran tubuh ber evolusi
  9. Signifikansi evolusioner indera olfaktori
  10. Sintesis dan tinjauan Rekaman fosil hominin pleistosen tengah akhir di Asia Tenggara
  11. Bukti fosil asal usul Homo sapiens
  12. Pertumbuhan populasi Indonesia dalam cahaya kebijakan adopsi
  13. Status nutrisi anak suku Badui di Banten
  14. Kemunculan dan distribusi usia keturunan sultan surakarta
  15. Perbandingan kedewasaan somatik dan psikoseksual gadis menarcheal dan nonmenarcheal
  16. Indeks massa tubuh dan defisiensi energi kronis pada pria Madura tuna wisma di Surabaya, hubungannya dengan sejarah keluarga
  17. Kesehatan umum dan stress psikologis pada remaja di empat propinsi di Kalimantan
  18. Pola berkaitan dengan usia pada otot lengan atas dan daerah lemak pada anak Dayak dan Penilaian status nutrisi
  19. Berat badan lahir yang rendah dan berat badan lahir normal pada bayi di Kalimantan Selatan: Perbandingan beberapa faktor resiko maternal
  20. Perbandingan tiga ukuran adipositas abdominal yang terkait dengan indeks massa tubuh pada penduduk dayak berusia lanjut di Balikpapan
  21. Trend sosial indeks reproduktif pada wanita Manado
  22. Beberapa pertimbangan mengenai kompetensi budaya penyedia TKI di Gorontalo
  23. Pengaruh migrasi pada variabilitas genetik dan koefisien korelasi orang tua – keturunan dalam fenotipe antropometrik dan fisiometrik pada tiga kelompok populasi di Sulawesi Tengah
  24. Afinitas biologis antara populasi migran dan parental di Sulawesi Tenggara
  25. Kelompok dermatoglif Toraja dan Makassar
  26. Pengaruh pandemik influenza 1918 terhadap diferensial jenis kelamin dalam mortalitas
  27. Pola perkawinan dalam masyarakat petani Sasak bersifat adaptif secara biologis
  28. Penyelidikan pola makan diakronis di kepulauan Banggai: bukti dari analisis rasio isotop stabil nitrogen dan karbon
  29. Pola makan seragam dalam masyarakat beranekaragam. Pengungkapan bukti pola makan baru penduduk Maluku zaman besi berdasarkan analisis isotop stabil
  30. Pengaruh demografis dan ekologis pada pada pola parasitisme orang utan (Pogmo pygmaeus) di Taman Nasional Danau Sentarum
  31. Bias dan akurasi perkiraan usia menggunakan gigi susu pada 946 anak
  32. Pengungkapan mitokondrial pada migrasi manusia awal ke Papua sebelum dan sesudah maksimum glasial akhir
  33. Variasi geografis dan genetis Pramolar rumpun melanesia

29 January 2011

Contoh topik disertasi Bioteknologi

  1. Analisis sistemik menggunakan mikroarray pada hambatan insulin di persimpangan sindrom metabolik
  2. Penerapan nutrigenomik pada hubungan kegemukan dan kanker kolorektal
  3. Identifikasi Gen jalur metabolik karbohidrat berasosiasi dengan lokus sifat kuantitatif untuk kegemukan dan diabetes tipe 2 dengan penambangan data
  4. Pengaruh hepatoprotektif oleuropein pada tikus dan mekanismenya lewat profil ekspresi gen
  5. Ekstrak rumput laut kaya fukosantin dapat menekan peningkatan berat tubuh dan meningkatkan metabolisme lemak pada tikus C57BL/6J yang diberi makan kaya lemak
  6. Perbandingan mikroarray respon transkripsi hepatik pada perlakuan lemak tinggi pada tikus dengan membandingkan sampel individual dan RNA pool
  7. Olfaksi bakterial
  8. Pemurnian skala besar DNA plasmid linier untuk kloning keseluruhan tinggi yang efisien
  9. Produksi enzimatik beta-D-glukosa-1-fosfat dari trehalosa
  10. Model metabolik skala genom terintegrasi dengan data baris RNA untuk menentukan keadaan metabolik Clostridium thermocellum
  11. Rekayasa dan produksi antibodi rekombinan pada ragi dan inang bakterial
  12. Target penarikan protein dari sampel jaringan manusia menggunakan elusi kompetitif
  13. Pengaruh glikosilasi pada propensitas aggregasi antibodi monoklonal terapi
  14. Perangkat lunak analisis citra mikroskop optik, pemindai elektron dan lingkungan untuk menentukan volume dan daerah yang dikuasai kultur jamur fermentasi dalam keadaan padat
  15. Proses pemurnian sekali pakai untuk produksi antribodi monoklonal yang dibuat dalam jalur sel manusia PER.C6
  16. Produksi bioetanol dari tanaman dan residu energi terdedikasi
  17. Pengawasan online pemindaian selulosa untuk produksi bahan bakar biologis dalam kasus hidrolisis enzimatis selulosa yang tak terlarut menggunakan deteksi cahaya terhambur dan sangat tajam
  18. Studi fungsional dan pembuatan jaringan in vitro menggunakan bio-electrospray pada sel kardiak primer
  19. Analisis konformasional spektrometri massa ionisasi elektrospray pada domain terisolasi sebuah protein yang diganggu secara intrinsik
  20. Deteksi protein homogen non label berdasarkan pengukuran perpindahan foto-termal interferometris menggunakan aptamer
  21. Assay pemindai dan deteksi partikel nano montmorillonite organofilik antimikrobial
  22. Pengukuran metilasi DNA global menggunakan HPLC yang memakai jumlah DNA sedikit
  23. Metode pemindaian dan pendeteksian serbuk sari transgenik secara cepat dan efisien menggunakan sitometri aliran
  24. Model penyakit manusia pada Caenorhabditis elegans
  25. Peran kluster gen prokariotik pada biologi sintetis
  26. Rekayasa biologis mikroorganisme untuk produksi alkohol C3 hingga C5
  27. Rekayasa jaringan untuk penerapan klinis
  28. Reaksi, mekanisme katalitik dan penerapan glikosains pada Sintesis karbohidrat menggunakan fosforilase disakarida
  29. Penelitian biofilm menggunakan kalorimetri

Memperoleh Nilai Tertinggi Disertasi Bahasa Indonesia


  • Argumentatif. Ia membuat sebuah kasus. Itulah perbedaan terbesar antara masalah disertasi dan sebuah topik. Sebuah topik seperti “Perbudakan dalam novel.” Itu bukan kasus, hanya daerah umum. Masalah disertasi, di sisi lain, membuat kasus khusus, ia mencoba membuktikan sesuatu. Salah satu cara membedakan topik dengan masalah: bila ia memiliki verba aktif, ia hampir pasti masih merupakan topik.
  • Kontroversial. Ia tidak berarti seperti “Pelaku aborsi harus ditembak” atau “Pemilu 1999 tidak sah” – ia berarti kalau ia harus memungkinkan orang yang cerdas untuk menjadi tidak setuju dengan pernyataan disertasi anda. Bila semua orang setuju dari awalnya, disertasi anda terlalu jelas, dan tidak perlu ditulis. Ia juga harus sesuatu yang dapat anda argumentasikan : ia tidak semata memberikan pendapat tanpa dukungan.
  • Analitis, bukan evaluatif. Sebuah disertasi pasca sarjana bukanlah tempat untuk memuji atau menyalahkan karya sastra: pernyataan disertasi seperti “karya itu mendorong ekspresi semangat manusia” atau “karya tersebut tidak berhasil karena pilihan teknik narasinya” tidaklah pantas. Itu urusan resensi buku. Tidak perlu memberi rekomendasi atau saran; evaluasi karya tersebut sesuai dirinya sendiri.
  • Mengenai bacaan, bukan dunia nyata. Jangan pernah lupakan bahwa buku adalah buku, bila anda kuliah di program Bahasa Indonesia, anda diminta membicarakan mengenainya. Banyak buku merupakan panduan yang tidak handal untuk dunia nyata diluar teks, dan berbahaya untuk mengatakan bahwa katakanlah, sikap Kolonial terhadap rakyat Jawa berdasarkan hanya kepada anda membaca Max Havelaar. Bicarakan tentang Max Havelaar itu sendiri.
  • Spesifik. Tidaklah cukup untuk berhadapan dengan generalisasi yang kabur. Sebagian mahasiswa doktoral ingin menulis disertasi mengenai manusia dan Tuhan, atau mengenai pengalaman etnis Tionghoa di abad ke-20. Namun hal tersebut terlalu kabur untuk menghasilkan disertasi yang bagus. Kotorkan tangan anda dengan teks.
  • Didukung dengan baik. Inilah kunci disertasi setelah hal-hal di atas.

Pernyataan masalah disertasi harus tampak sangat dekat di awal disertasi. Sebagian profesor ingin masalah tersebut dinyatakan pada tempat khusus – sering kali kalimat terakhir dalam paragraf pertama. Itu memang posisi yang bagus, namun lebih baik kita tidak merumuskan hal tersebut. Walau begitu, pernyataan masalah disertasi harus tetap berada sangat dekat di awal Pendahuluan (pada paragraf pertama atau kedua).

Disertasi Informatika

Menulis Disertasi Informatika bukanlah tugas yang mudah bagi mahasiswa yang bukan mahasiswa pasca sarjana informatika. Mahasiswa doktoral informatika diwajibkan mengerjakan disertasinya, mereka dapat memilih melakukan penelitian untuk mencari solusi sebuah masalah; menulis algoritma baru; mengembangkan software baru; menemukan arsitektur baru untuk membangun sistem komputer baru atau mencari protokol baru untuk menghubungkan berbagai teknologi. Namun hal ini bukan kasus untuk mahasiswa s3 yang bukan mahasiswa informatika. Sementara mahasiswa pasca sarjana informatika menulis disertasi informatika, mahasiswa doktoral lain yang mempelajari Ilmu Sosial tidak dapat menulis disertasi dengan subjek informatika. Bila ini merupakan arah disertasi informatika, maka ada banyak sudut yang dapat dijelajahi.
Beragam Aplikasi Informatika
Istilah teknik informatika pertama muncul lima puluh tahun lalu. Walau Informatika masih baru, basis pengetahuan, penerapan, penggunaan meluas, memberi manfaat pada manusia dan distribusi manfaat pada masyarakat lebih besar daripada bidang sains atau teknologi lain yang ada sekarang. Karenanya informatika telah mengambil peran besar bila bukan peran terbesar pada semua lingkup aktivitas manusia. Peran dalam bidang yang luas seperti Ekonomi, Komunikasi, Perbankan, Hiburan, Kedokteran dan Pertanian sudah jelas. Mustahil menyebutkan aktivitas manusia yang tidak memiliki aplikasi informatika yang dapat dikembangkan dan di inovasi. Mahasiswa s3 yang menulis disertasi informatika harus hati-hati dalam menentukan topik khusus yang sempit dalam bidang yang sedemikian besar.
Mengetahui Cabang-cabang Informatika
Dalam periode singkat keberadaan informatika, pengembang dengan kecepatan sangat tinggi dan sangat ekspansif menciptakan banyak bidang informatika yang saling bertindihan. Sekarang menjadi umum merujuk kombinasi dua bidang ilmu ini sebagai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sifat subjek ini yang seperti penyelam telah mengangkat sejumlah besar subjek independen bila dipelajari dalam Informatika. Hal ini membuat tugas memilih topik disertasi malah semakin sulit.
Berikut ini segelintir subjek yang muncul dalam payung Informatika.
  • Sistem komputer
  • Pemprograman komputer
  • Teknologi informasi dan organisasi
  • Database
  • Jaringan dan komunikasi data
  • Analisa dan desain sistem
  • Manajemen proyek teknologi informasi
Menulis Disertasi Informatika
Setelah mahasiswa memilih topik yang pantas, sempit dan spesifik untuk disertasi informatikanya, langkah selanjutnya adalah mengembangkan masalah. Masalah adalah gagasan utama atau argumen utama disertasi. Ia harus lengkap dan menjelaskan sepenuhnya apa yang akan dituju dalam disertasi. Setelah mengembangkan gagasan disertasi, masalah dan hipotesis yang diajukan perlu di modifikasi atau diubah. Langkah selanjutnya menulis disertasi adalah meneliti sumber yang tersedia dan menentukan arah penelitian. Setelah ada cukup bukti, argumentasi dan data yang dikumpulkan lewat penelitian, mereka harus diatur dan disajikan secara jelas, logis dan koheren. Dalam melakukan hal ini, format standar harus dipegang.
Disertasi Informatika Terbaik
Bagaimana agar anda dapat mengajukan disertasi Informatika yang dapat menjadi salah satu disertasi terbaik di jurusan anda? Dapatkan semua bantuan yang mungkin dari setiap sumber yang tersedia. Bantuan terbaik ada di penulisdisertasi.blogspot.com yang menyediakan bantuan disertasi mulai dari tahap pemilihan topik hingga pembacaan kembali seluruh disertasi. Mahasiswa pasca sarjana juga dapat memesan disertasi yang dibuat sesuai keinginan anda yang dapat digunakan sebagai contoh disertasi untuk memandu penyerahan disertasi mahasiswa doktoral.
Hubungi kami sekarang juga di penulisdisertasi@gmail.com