Showing posts with label Ilmu Gizi. Show all posts
Showing posts with label Ilmu Gizi. Show all posts

15 April 2011

Menjaga Berat Badan Setelah Diet Energi Sangat Rendah

Saran sederhana dapat mengurangi resiko kembalinya berat badan setelah diet energi sangat rendah: rahasia menjauhi berat badan adalah kembali ke pola makan normal secara bertahap, ungkap sebuah disertasi dari Sahlgrenska Academy, di University of Gothenburg, Swedia, yang juga mengandung hasil penelitian terbaru pada pasien yang telah mengalami pembedahan obesitas.
Selama 12 minggu, sebuah kelompok yang terdiri dari 260 pasien mengganti makanan normal mereka dengan diet energi sangat rendah berbentuk sup dan susu kocok. 169 pasien kehilangan berat badannya, rata-rata 16 persen berat asal. Mereka lalu dibagi menjadi dua kelompok sehingga mereka dapat beralih kembali dalam laju berbeda dari diet energi sangat rendah menuju bagian energi rendah dari makanan normal. Satu kelompok menyelesaikan pola makan kembali dalam seminggu sementara kelompok lain butuh enam minggu.
“Setelah sepuluh bulan, pasien dengan periode makan kembali enam minggu telah mendapatkan 4 persen berat dari berat minimum mereka, sementara pasien dengan periode makan kembali satu minggu meraih delapan persen,” kata Lena Gripeteg, peneliti dari Sahlgrenska Academy.
Diet energi sangat rendah telah digunakan bertahun-tahun dalam jasa kesehatan untuk mencapai penurunan berat badan yang cepat dan aman pada pasien kegemukan. Walau metode perawatan ini telah dipelajari dengan baik, ada resiko kalau pasien akan meraih kembali beratnya ketika mereka mulai makan makanan normal kembali.
“Kami kemudian ingin melihat pentingnya berbagai saran perawatan yang berbeda dalam transisi dari diet energi sangat rendah menuju makanan normal, dan menilai mana yang benar-benar bekerja,” kata Gripeteg. “Tip sederhananya tampak bekerja untuk pasien adalah maju perlahan ke makanan normal setelah kehilangan berat pada diet energi sangat rendah.”
Disertasinya juga memuat hasil penelitian dari studi nasional terbaru SOS (Swedish Obese Subjects) yang diikuti 2010 pasien yang telah melakukan perawatan bedah kegemukan dan 2037 pasien kontrol yang sesuai hingga 20 tahun. Ia menunjukkan kalau pria yang telah melakukan pembedahan obesitas tidak lebih membutuhkan pensiun karena cacat, sementara wanita gemuk lebih membutuhkan pensiun cacat baik apakah mereka kehilangan berat atau tidak.
“Berdasarkan studi ini, kami tidak dapat menjelaskan mengapa ada perbedaan jenis kelamin,” kata Gripeteg. “Mungkin masalah kesehatan dibaliknya berbeda antara wanita dan pria, yang dapat menjelaskan mengapa ada perbaikan signifikan pada kemampuan bekerja pada pria, namun tidak ada pengaruhnya pada wanita setelah operasi kegemukan.”
Sumber:
ScienceDaily (Apr. 12, 2010)

08 April 2011

Disertasi Ilmu Gizi: Bioterorisme Makanan

Menurut laporan berita terbaru, stategi baru ancaman teror mungkin melibatkan penggunaan agen biologis untuk mencemari pasokan makanan di hotel dan restoran AS.
Dave Olds, mahasiswa doktoral dalam bidang ilmu gizi dan manajemen restoran dan hotel dari Kansas State University tahun 2010, melakukan penelitian disertasinya mengenai keamanan makanan dan bioterorisme. Judul disertasinya : "Food Defense Management Practices In Private Country Clubs," memeriksa standar keamanan yang digunakan restoran klub country untuk melindungi makanan dan bagaimana praktek ini dilaksanakan.
“Saya memilih country club karena mereka memiliki populasi yang eksklusif. Mereka adalah tempat yang sering dikunjungi orang berpengaruh dan keluarga mereka, dan kadang juga pejabat pemerintah,” kata Olds.
Studi nasional lainnya pada bidang ini belum dilakukan, kata Olds. Gagasan ini datang dari studi sebelumnya di Kansas State University yang memeriksa bioterorisme makanan di sekolah dan rumah sakit.
Untuk mengumpulkan datanya, Olds, mantan koki, mensurvey manajer-manajer klub country secara nasional. Ia melakukan tur pada 25 klub country dan mengunjungi manajer klub.
“Saya menemukan kalau pencemaran makanan yang disengaja tidak dianggap kejadian yang sangat umum oleh manajer klub. Faktanya, sebagian bahkan tidak mengira kejadian ini dapat terjadi,” kata Olds. “Walau begitu, ini adalah salah satu bentuk tertua terorisme, karena telah ada rekaman sejarah yang berasal dari masa Romawi Kuno.”
Olds menemukan kalau 21 dari 25 manajer klub mengatakan mereka tidak berpikir kalau bioterorisme adalah resiko bagi klub country mereka.
Pencemaran makanan yang disengaja dapat datang dari dua kelompok: mereka yang bekerja didalam operasi dan mereka yang bekerja diluar operasi. Menurut Olds, manajer klub merasa kalau karyawan yang kesal lebih mungkin daripada non karyawan untuk sengaja mencemari makanan.
Sebuah insiden jenis ini terjadi tahun 2009 di restoran Kansas Citiy, bukannya di sebuah klub country, ketika saat itu ditemukan kalau seorang mantan karyawan mencampur pestisida dengan salsa, kata Olds.
“Salah satu kutipan dalam laporan berita terbaru mengenai pencemaran makanan oleh Al Qaeda di Semenanjung Arabia mengatakan kalau ia adalah topik yang sulit untuk diperdebatkan tanpa membuat publik khawatir. Saya rasa itu sangat benar,” kata Olds. “Ini cukup rumit karena anda harus mendidik karyawan dan direktur, namun anda tidak boleh menyebabkan panik atau bahkan justru memberikan orang ide untuk melakukannya.”
Sumber berita:
Kansas State University.