- Malaikat sufi: Jarak Tuhan dalam Dunia Pasca Tradisional
- Dari daging menjadi kata: pemahaman orang Lampung terhadap transedental terindera
- Subversi kuasi fenomenologi dan mito-puisi melayu dalam bahasa Lampung
- Pencarian absolut: Filsafat analitis sebagai respon tak cukup pada idealisme
- Mak Dawah Mak Dibingi dalam globalisasi: religi dan sekuler
- Antara chaos dan cosmos: Bumi, Kehidupan Bersama dan paksaan untuk bicara
- Ada apa dengan tafsir poros nusantara? Dieng dan janitokrasi baru
- Duel dengan dunia maya: berdirinya perpustakaan elektronik
- Tumbuh menempuh zaman: otonomi dan sosialisasi dalam Kematian yang Indah, Ranah tiga warna dan Message from an Blues Merbabu
- Kembalinya relativitas: Islam, Minat Baca, internet dan fenomenologi Perancis
- Xue mengenai Eksistensial dan sastra China
- Disituasikan dalam seni terbaru: dari ‘situasi diperluas’ menuju ‘estetika relasional’
- Potongan kasar: refleksi fenomenologis buku Gertrude Hartman
- Teka teki keinginan: psikologi kejahatan Chairil Anwar
- Pendahuluan Itor: kekuatan lirik pada dunia
- Patronasi aristokratik dan logika komersil Responsibilities Yeats
- Estetika fasis : negosiasi budaya Ezra Pound di Italia tahun 1930an
- Ambivalensi dalam Gay Chaps at the Bar karya Gwendolyn Brooks
- Kekuatan untuk memantrai yang datang dari disilusi : kritik WH Auden terhadap puisi magis
- Dari Pound ke Olson: Penyair Avant Garde sebagai pedagog
- Charles Olson mempertahankan rumah: menulis ulang John Smith untuk Amerika kontemporer
- Frank O’hara dan Perancis dalam istilah peyoratif
- Puisi epistolari James Schuyler: benda-benda, kartu pos dan ekphrasis
- Puisi memorial dan sastra memorialisasi
- Menjadi George Oppen: Tinjauan George Oppen and the Fate of Modernism karya Peter Nicholls
- Keganjilan lirik
- Permainan naratif kucing dan tikus: parodi, desepsi dan fiksi Whodunit dalam Wagahai wa neko dearu karya Natsume Soseki
- Pembelanjaan identitas dan perbaikan diri pasca perang dalam Strangers on a Train karya Patricia Highsmith
- “Dan masih ada waktu luang tersisa …” pasca fordisme dan tulisan dalam Whatever karya Michel Houellebecq
- Transformasi anarkis surealisme Inggris: jaringan Villa Seurat
- Agama dan tipologi puritan dalam A Room with a View karya EM Forster
- Berputar dalam lingkaran: As I Lay Dying dan bahasa regeneratif
- Fenomenologi “masih belum semerah mawar” : Beckett dan filsafat tempat
Sunday, March 13, 2011
Contoh topik disertasi Susastra
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment