Tuesday, March 29, 2011

Disertasi Nutrisi Hewan: Sapi lebih menyukai red clover dan meningkatkan produksi susu

Sapi lebih memilih pakan yang mengandung red clover, yang juga meningkatkan produksi susunya. Studi disertasi yang dilakukan di MTT juga menemukan kalau pakan yang dibuat dari rumput yang diambil pada akhir musim panas tidak terbandingkan dengan pakan yang dibuat pada awal musim panas.
Karena tantangan dalam pemungutan dan penyimpanannya dibandingkan tanaman rumput, diperkirakan seperlima pakan yang digunakan oleh pertanian mengandung red clover. Ilmuan penelitian Kaisa Kuoppala dari MTT mengatakan kalau penggunaan red clover sebagai bahan baku pakan harus ditingkatkan secara signifikan.
“Red clover pada pakan seringkali meningkatkan asupan makanan dan produksi susu,” rangkum Kuoppala.
Waktu pemanenan mempengaruhi mutu pakan
Dalam disertasinya, Kuoppala memeriksa perbedaan asupan sapi pada pakan yang diambil pada berbagai tahap pertumbuhan dan pengaruhnya pada asupan nutrisi mereka dan produksi susu. Muatan susu dan ketercernaan pakan juga dianalisa.
Ilmuan peneliti ini memeriksa pertumbuhan primer red clover dan pertumbuhan kembali rumput, yang dibandingkan dengan pertumbuhan primer rumput.
“Pengaruh waktu pengambilan pada rumput tumbuh primer telah dipelajari secara luas di Finlandia, namun pertumbuhan kembali lebih sedikit diperiksa. Walau begitu, hampir separuh pakan datang dari rumput yang ditumbuhkan kembali. Pengaruh waktu pengambilan red clover juga sedikit sekali disorot oleh penelitian sebelumnya,” kata kandidat doktor ini.
Energi pada clover digunakan secara efektif
Studi ini menunjukkan kalau red clover sangat disarankan sebagai bahan baku pakan. Kuoppala menemukan kalau sapi mampu menggunakan energi yang tersimpan dalam clover secara efektif.
“Sapi mengkonsumsi lebih sedikit red clover yang tumbuh primer dibandingkan dari pakan lainnya, namun produksi susu mereka tetap pada level yang sama. Karenanya, lebih sedikit pakan untuk lebih banyak susu,” katanya.
Menurut Kuoppala, penurunan ketercernaan dengan penundaan pengambilan tidak memiliki pengaruh sistematis yang sama untuk pakan red clover dibandingkan pakan rumput.
“Nilai D menunjukkan ketercernaan pakan red clover tidak meramalkan asupan atau produksi susu sejelas pada tanaman rumput. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari efeknya pada tahap pertumbuhan,” kata kandidat doktor ini.
Pakan rumput yang ditumbuhkan kembali tidak terlalu baik
Studi ini menunjukkan kalau sapi memilih pakan rumput tumbuh primer daripada pakan rumput yang ditumbuhkan kembali, walaupun ketercernaan kedua pakan dalam eksperimen ini sama baiknya. Sapi juga menghasilkan lebih sedikit susu setelah mengkonsumsi pakan rumput yang ditumbuhkan kembali daripada setelah mengkonsumsi pakan rumput yang tumbuh primer.
Kuoppala berpikir kalau perbedaan antara asupan rumput primer dan tumbuh kembali mungkin karena rumput tumbuh kembali diwabahi penyakit tanaman, gulma dan bahan mati yang meluruh lebih banyak daripada rumput yang tumbuh primer.
“Sapi tampaknya memilih rasa pakan tumbuh primer daripada pakan tumbuh kembali. Bila mungkin, pakan bermutu tinggi dibuat dari rumput tumbuh primer yang harus diberikan pada sapi sehingga menghasilkan jumlah susu yang besar, dan rumput tumbuh kembali lebih baik diberikan pada sapi yang bukan sapi perah atau sapi yang masih muda,” rangkumnya.
Disertasi doktoral Kaisa Kuoppala, M.Sc. (Pertanian dan Kehutanan), dalam bidang nutrisi hewan, berjudul "Influence of harvesting strategy on nutrient supply and production of dairy cows consuming diets based on grass and red clover silage," diperiksa di Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Helsinki pada tanggal 17 September 2010.
Sumber berita :
ScienceDaily, 3 September 2010

No comments:

Post a Comment