22 March 2011

Contoh topik disertasi Manajemen kependidikan

  1. Manfaat teori kepemimpinan
  2. Seberapa luaskah penelitian dalam kepemimpinan terdistribusi ‘terentang’?
  3. Studi kasus kepemimpinan kurikulum terdistribusi
  4. Kepemimpinan subjek yang mendukung kepemimpinan guru
  5. Lokasi sebagai faktor signifikan dalam politik mikro sekolah internasional
  6. Sudut pandang konsultan atas peran mereka sebagai agen perubahan dan perbaikan sekolah
  7. Biropatologi Gogol dan era akuntabilitas
  8. Teori kompleksitas, kepemimpinan dan manajemen sekolah
  9. Berbagai perspektif dalam era perubahan pendidikan
  10. Pembangunan kepemimpin jangkauan penuh
  11. Gender, kepemimpinan dan tulisan akademis
  12. Keagenan dan keputusan karir guru wanita
  13. Kepala sekolah perempuan dalam sistem pendidikan minoritas
  14. Faktor yang mendorong dan menghambat kemajuan wanita sebagai pemimpin di universitas
  15. Peran kepemimpinan baru di dalam dan di luar sekolah
  16. Intervensi praktek sekolah, pemerintahan dan masyarakat
  17. Pendidikan kejuruan dan praktek diskurisf manajer pelatihan di garis depan
  18. Sudut pandang teori aktor-jaringan berbasis praktek terhadap Pemikiran manajemen dan kepemimpinan di kampus dan di sekolah
  19. Teori, praktek dan refleksi pengajaran yang sukses
  20. Kepemimpinan yang bergairah dalam pendidikan
  21. Kepemimpinan, kerjasama dan hasil belajar
  22. Kepemimpinan kolaboratif dan pengembangan sekolah
  23. Kepemimpinan, manajemen dan prestasi akademis siswa
  24. Lansekap kepemimpinan di sekolah-sekolah Sulawesi
  25. Kerumitan tersembunyi dalam pasar sekolah dasar pedesaan
  26. Penggunaan data kinerja sekolah untuk mengendalikan akuntabilitas dan pembangunan dinas pendidikan dan sekolah
  27. Pengembangan kompas moral wakil kepala sekolah
  28. Peran perbatasan wakil kepala sekolah dalam manajemen dan kepemimpinan
  29. Praktek pengembangan profesi berkelanjutan yang efektif
  30. Keanekaragaman, seksualitas dan keyakinan
  31. Isu kesetaraan dan keanekaragaman dalam sekolah berbasis agama
  32. Celah gender dalam manajemen sekolah menengah
  33. Perbandingan tanggungjawab pengasuhan anak pada kepala sekolah wanita generasi pertama dan generasi selanjutnya

20 March 2011

Disertasi Kedokteran: Sindrom Keletihan menyisakan Perubahan Terukur di Otak

Sindrom keletihan, juga disebut depresi terbakar dan lelah, menyisakan perubahan yang dapat diukur secara objektif di otak – termasuk berkurangnya aktivitas di lobus frontal dan berubahnya pengaturan hormon stress kortisol. Hal ini ditunjukkan dalam sebuah disertasi terbaru dari Universitas Umea di Swedia.
Sifat kepribadian tertentu meningkatkan kerentanan gangguan psikiatris. Karenanya tim peneliti dari Universitas Umea ingin mempelajari apakah kelompok pasien ini memiliki faktor kerentanan yang dapat menjelaskan perkembangan gangguan mereka. Kelompok pasien dapat dibedakan karena terlihat cemas dan pesimis, dengan merasa lemah terhadap dirinya, yang umum pada banyak gangguan psikiatrik. Apa yang khusus mengenai kelompok ini adalah bahwa mereka sebelumnya adalah orang yang tegar dan ambisius.
Menjadi ambisius, sukses dan cekatan tampak menjadikan seseorang lebih rentan terhadap sindrom kelelahan. Menurut disertasi Agneta Sandström, individu yang menderita sindrom kehausan menunjukkan ingatan yang rusak dan kapasitas daya tarik serta berkurangnya aktivitas otak di bagian lobus frontal otak. Regulasi hormon stress kortisol juga dipengaruhi, dengan berubahnya sensitivitas di sumbu hipotalamik-pituitari-adrenal (HPA).
Disertasi ini mencoba mencari apakah mungkin menggunakan uji neuropsikologi untuk membuktikan dan menjelaskan masalah kognitif yang dilaporkan oleh pasien yang menderita sindrom kelelahan. Selain itu, pasien menunjukkan masalah dalam perhatian dan ingatan bekerja. Pasien juga diminta untuk melakukan uji ingatan bekerja saat berbaring di kamera resonansi magnetik fungsional yang mengukur pola aktivitas otak. Pasien sindrom kelelahan membuktikan kalau ada pola aktivitas berbeda di otak saat mereka melakukan uji bahasa pada ingatan bekerja mereka, dan mereka juga mengaktifkan bagian-bagian lobus frontal yang lebih sedikit daripada subjek sehat dan sekelompok pasien yang baru saja menderita depresi.
Sumbu HPA pada kelompok pasien menunjukkan berkurangnya sensitivitas pituitari, dengan rendahnya sekresi hormon adrenokortikotropik (ACTH) diikuti stimulasi kortikotropin (CRH), serta meningkatnya sensitivitas di korteks adrenal, dengan meningkatnya pelepasan kortisol dalam hubungannya dengan jumlah ACTH yang disekresikan. Ada juga perbedaan dalam ritme harian korisol, dengan pasien yang menunjukkan kurva sekresi lebih datar daripada kedua kelompok lainnya. Para peneliti tidak dapat mendeteksi adanya pengurangan volume hipokampus pada kelompok pasien. Proporsi individu dengan tingkat sitokin interleukin 1 pro pendarahan lebih tinggi pada kelompok pasien.
Ringkasnya, studi ini menunjukkan kalau ada asosiasi antara kepribadian, kesehatan, kemampuan kognitif dan disfungsi neuroendokrinal dalam sindrom kelelahan. Masalah kognitif ini tercermin dalam skor tes yang juga tercermin dalam berbagai pola aktivitas otak pasien penderita depresi kelelahan. Agneta Sandström juga mendapat dukungan karena adanya kesamaan dengan depresi klinis, namun dengan perbedaan yang jelas.
Sumber : Sciencedaily, 19 november 2010

17 March 2011

Definisi Disertasi

“Disertasi” diturunkan dari bahasa Latin dissertatio, yang berarti “wacana”. Dalam pandangan umum, definisi disertasi adalah, “tugas ekstensif tertulis yang memerlukan penelitian mendalam oleh mahasiswa doktoral yang diharuskan untuk evaluasi akhir guna mendapatkan gelar doktor”.
Definisi Disertasi secara sederhana!
Disertasi menurut kamus Oxford, “disertasi adalah essay panjang, khususnya yang ditulis untuk titel atau diploma universitas”.
Disertasi menurut Britannica Encyclopedia, “Disertasi adalah perlakuan sebuah subjek secara diperluas dan biasanya tertulis; khususnya yang diajukan untuk titel doktor”.

Dissertasi menurut ISO 7144,
"Disertasi adalah sebuah dokumen yang menyajikan penelitian dan hasil pengarang dan diajukan untuk mendukung pencalonan sebuah gelar atau kualifikasi profesi”
Bagaimana berbagai daerah mendefinisikan disertasi:
Disertasi memiliki konotasi berbeda di negara berbeda dan memuat level studi berbeda di berbagai negara. Di Amerika Serikat, disertasi didefiniskan sebagai hasil utama studi level doktoral. Di Amerika Serikat, dokumen penelitian PhD didefinisikan sebagai disertasi PhD, sementara di Eropa dan Inggris, ia disebut tesis PhD.
Di Australia dan Selandia Baru, disertasi berarti studi di level Master. Ia juga dapat didefinisikan sebagai bagian karya tulis diperluas pada level sarjana.
Inggris
Pada universitas-universitas di Inggris, kata tesis normalnya dikaitkan dengan PhD (doktoral), di saat yang sama disertasi merupakan ekspresi yang lebih luas untuk proyek besar yang diajukan sebagai bagian titel sarjana atau master.
Amerika Serikat
Di sejumlah program doktor Amerika Serikat, kata “disertasi” dapat merujuk sebagian besar waktu keseluruhan yang digunakan mahasiswa pasca sarjana (bersama dengan kuliah 2 atau 3 tahun), dan perlu bertahun-tahun kerja permanen untuk diselesaikan.
Hampir di semua universitas, disertasi adalah istilah untuk pengajuan yang disyaratkan untuk dokumen penelitian tertulis untuk titel doktor dan tesis hanya merujuk pada persyaratan titel Master.
Kesimpulan:
Disertasi adalah tugas diperluas yang tertulis dan memerlukan penelitian mendalam oleh mahasiswa yang dapat berupa esai panjang, penelitian dan hasil penelitian pengarang. Disertasi secara normal diberikan untuk kandidat pascasarjana, sarjana dan master di Inggris sementara kandidat di AS secara normal menyebutnya tesis. Walau begitu apapun masalah anda, anda dapat memperoleh bantuan komprehensif di penulisdisertasi@gmail.com


16 March 2011

Disertasi Biologi : Evolusi Lebih Cepat dari yang Darwin Kira

Evolusi dapat bergerak jauh lebih cepat dari yang lama diduga. Hal ini ditunjukkan oleh Magnus Karlsson, seorang kandidat doktor dari Universitas Linnaeus di Kalmar, dalam disertasinya mengenai pengaruh genetika dan lingkungan pada pola warna belalang kerdil.
Telah diterima luas oleh ahli biologi evolusi semenjak Darwin menerbitkan Origin of Species tahun 1859 kalau perubahan evolusi yang dapat diukur terjadi lambat, sering perlu ratusan generasi. Pandangan ini sekarang akan berubah.
Belalang kerdil hadir dengan berbagai varian warna dan dalam banyak tipe lingkungan. Lewat sejumlah percobaan dan studi di lapangan, Magnus Karlsson menemukan kalau distribusi antara varian warna belalang kerdil berbeda dalam berbagai lingkungan. Dalam daerah yang baru terbakar, proporsi belalang hitam ternyata yang paling tinggi. Pada daerah yang tidak terbakar, varian hitam justru langka. Lebih lagi, perbandingan perubahan belalang hitam berubah sangat cepat antar generasi dalam daerah terbakar, sementara perbandingan di daerah yang tidak terbakar tetap sama dalam periode waktu yang sama.
Magnus Karlsson menyajikan data yang menunjukkan kalau perubahan warna belalang kerdil disebabkan oleh seleksi alam. Ia percaya kalau penyebab utama perubahan ini adalah burung dan hewan lain yang berburu menggunakan pandangan mereka. Belalang hitam kurang terlihat dalam latar belakang terbakar, sehingga mereka lebih sering bertahan hidup. Namun ketika lingkungan berubah dan menjadi lebih kompleks, manfaat warna hitam menjadi hilang, dan varian warna lainnya kembali meningkat jumlahnya.
Dalam eksperimennya, Magnus Karlsson juga telah menunjukkan kalau pola warna belalang kerdil dikondisikan secara genetik dan diwariskan dari orang tua ke anak. Di sisi lain, berbagai faktor lingkungan, seperti keramaian atau substrat tempat berkembangnya belalang, tidak mempengaruhi warna mereka. Dengan kata lain, tidak ada indikasi kalau belalang sendiri dapat merubah warna mereka tergantung pada lingkungan yang mengelilinginya. Karenanya, perbedaan besar yang ada antara lingkungan terbakar dan tidak adalah hasil dari perubahan evolusi yang sangat cepat.
Namun bukan hanya evolusi kadang bergerak cepat; variasi sendiri menawarkan manfaat utama. Dalam kelompok yang mengandung banyak varian warna berbeda, keberlangsungan hidup lebih tinggi daripada kelompok dengan variasi warna lebih kecil. Ini artinya kelompok variabel lebih mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan mereka lebih produktif.
Manfaat praktis dari penemuan Magnus Karlsson sangat luas dan sama beragamnya dengan belalangnya. Ia yakin pengetahuan baru ini dapat digunakan untuk merencanakan proyek pelestarian untuk spesies terancam punah dan memperbaiki hasil pertanian.
“Namun bagian terpenting disertasi ini adalah saya telah menunjukkan kalau evolusi kadang bergerak sangat cepat. Ini luar biasa,” kata Magnus Karlsson.

Sumber : ScienceDaily, 22 Maret 2010

Contoh topik disertasi Ilmu Komunikasi

  1. Analisis sosial budaya komodifikasi media etnis dan konsumen asing di Jakarta
  2. Audiens deliberatif, agonistik dan algoritmis: visi jurnalisme pada publiknya dalam zaman transparansi audiens
  3. Konvergensi lewat file sharing peer to peer bergerak di Indonesia
  4. Gender, tenaga kerja dan masyarakat dalam zaman konvergensi televisi-internet
  5. Sintesis Mediasi musik sebagai kemunculan dan transformasi lembaga
  6. Komunikasi digital dan perubahan politik di Indonesia
  7. Argumen dan apresiasi pencampuran rap dengan tema religius sebagai komunikasi nasional dan terpinggirkan
  8. Protokol ASEAN dalam kerjasama budaya: Menuju keanekaragaman budaya atau defisit budaya?
  9. Konstruksi strategis penderitaan termediasi dalam bahasa Inggris yang dituturkan supir taksi
  10. Strategi digital berita dan isu terbaru dalam Jasa penyiaran khusus Indonesia
  11. Agen berita dan berita abad ke-21
  12. Hubungan kebebasan pers global dengan pembangunan dan budaya: implikasi dari analisa komparatif
  13. Dapatkah LSM merubah berita?
  14. Branding nasional: Menuju agenda penelitian kritis
  15. Komunikasi dan kreativitas: Bagaimana penggunaan media mempengaruhi mereka yang menciptakan teks media?
  16. Strategi pemasaran games sebagai kooptasi audiens
  17. Paparan anak pada dan persepsi terhadap iklan online
  18. Emosi dan kepemilikian dalam kapitalisme akhir: narasi spekulatif mengenai reality show
  19. Media baru dalam konteks internasional
  20. Bebas, sosial dan inklusif: kepantasan dan hambatan teknologi media baru di Indonesia
  21. Pola, proses dan politik remaja dalam media baru
  22. Praktek media baru di Indonesia
  23. Jembatan masa lalu dan masa depan, pasar dan pembangunan, lewat media baru
  24. Teknologi kecil: kebudayaan perangkat digital
  25. Berita saat bekerja: imitasi dalam zaman kekayaan informasi
  26. Anti rasisme dan multikulturalisme
  27. Kebangkitan dan keruntuhan kekaisaran informasi
  28. Studi media aneh dalam zaman E-invisibility
  29. Makeover TV: egoisme, kewarganegaraan dan selebriti
  30. Internet dalam dunia pesantren
  31. Lewat mata mereka: korespondensi asing di Indonesia
  32. Planet Google: Rencana ambisius sebuah perusahaan untuk mengorganisir segala yang kita ketahui
  33. Pakaian untuk kebebasan: analisa komunikasi saat reformasi meruntuhkan orde baru

14 March 2011

Disertasi Teknologi : Pemain Musik Klasik juga dapat menderita Masalah Pendengaran


Musisi mudah mengalami masalah pendengaran akibat paparan suara yang berkepanjangan. Hal ini juga berlaku pada pemain musik klasik, yang terpaparkan pada level suara yang tinggi. Masalah-masalah pendengaran juga mempengaruhi pengalaman musisi pada lingkungan kerja mereka. Stress dan mengalami lingkungan kerja yang ribut berasosiasi dengan masalah pendengaran. Walaupun musisi khawatir pada pendengaran mereka, pengguna pelindung pendengaran ternyata langka.
Disertasi terbaru dari Heli Koskinen D.Sc. (Tech) mencatat bahwa sementara peraturan kebisingan uni eropa mensyaratkan bahwa program perlindungan pendengaran baru dapat disusun untuk bidang hiburan selain industri, kebutuhan dan sikap musisi klasik belum diperiksa dengan cukup dari banyak sudut pandang. Studi-studi sebelumnya menunjukkan kalau musisi terpaparkan pada level suara yang dapat merusak pendengaran. Studi Koskinen membenarkan kalau musisi memang mengalami masalah pendengaran, namun tidak sampai pada model-model prediktif dapat memberikan alasan untuk berasumsi.
“Penggunaan pelindung pendengaran langka pada para musisi. Hanya musisi dengan masalah pendengaran yang memakai pelindung secara teratur,” kata Koskinen. “Masalah pendengaran terkait dengan stress dan menurunnya kepuasan kerja. Sementara meningkatkan akustik ruangan dan kelas tidak mengurangi paparan musisi pada kebisingan, ia memang meningkatkan kepuasan kerja mereka,” lanjut Koskinen.
“Prioritas pertama adalah melakukan tindakan yang dapat mengurangi paparan pada kebisingan. Hal ini termasuklah memperbaiki akustik untuk semua ruangan (saat tampil dan dalam ruang orkestra atau pemain tunggal), meningkatkan jarak antara pemain dan pemain lainnya, yang dapat dilakukan dalam ruang yang lebih kecil,” kata Koskinen. Mungkin juga memperbaiki motivasi musisi untuk membahas masalah pendengaran ini. Insiden berbagai masalah pendengaran (telinga berbunyi atau tinnitus, hipersensitivitas suara, dsb) dapat lebih mudah ditemukan pada musisi daripada populasi umum. Karena masalah pendengaran dapat menyebabkan masalah serius pada musisi, pemeriksaan medis khusus harus menyorot pada gejala ini dan melakukan tindakan pencegahan.
Disertasi doktoral Heli Koskinen D.Sc (Tech) mengenai perlindungan pendengaran dan daerah masalah terkait pada pemain musik klasik diperiksa secara publik di Sekolah Sains dan Teknologi Universitas Aalto hari Jumat 9 April 2010. Studi ini mengukur dan menentukan pertama kalinya, paparan tahunan musisi pada suara, termasuk paparan saat sesi latihan individual, yang juga memeriksa secara ekstensif berbagai masalah berhubungan dengan penggunaan pelindung pendengaran. Disertasi ini memberikan peralatan yang khusus mengembangkan pendekatan baru dan pertimbangan teknis untuk dialog masalah pendengaran serta implementasinya dalam program dengar pendapat pendengaran para musisi musik klasik.

13 March 2011

Contoh topik disertasi Susastra

  1. Malaikat sufi: Jarak Tuhan dalam Dunia Pasca Tradisional
  2. Dari daging menjadi kata: pemahaman orang Lampung terhadap transedental terindera
  3. Subversi kuasi fenomenologi dan mito-puisi melayu dalam bahasa Lampung
  4. Pencarian absolut: Filsafat analitis sebagai respon tak cukup pada idealisme
  5. Mak Dawah Mak Dibingi dalam globalisasi: religi dan sekuler
  6. Antara chaos dan cosmos: Bumi, Kehidupan Bersama dan paksaan untuk bicara
  7. Ada apa dengan tafsir poros nusantara? Dieng dan janitokrasi baru
  8. Duel dengan dunia maya: berdirinya perpustakaan elektronik
  9. Tumbuh menempuh zaman: otonomi dan sosialisasi dalam Kematian yang Indah, Ranah tiga warna dan Message from an Blues Merbabu
  10. Kembalinya relativitas: Islam, Minat Baca, internet dan fenomenologi Perancis
  11. Xue mengenai Eksistensial dan sastra China
  12. Disituasikan dalam seni terbaru: dari ‘situasi diperluas’ menuju ‘estetika relasional’
  13. Potongan kasar: refleksi fenomenologis buku Gertrude Hartman
  14. Teka teki keinginan: psikologi kejahatan Chairil Anwar
  15. Pendahuluan Itor: kekuatan lirik pada dunia
  16. Patronasi aristokratik dan logika komersil Responsibilities Yeats
  17. Estetika fasis : negosiasi budaya Ezra Pound di Italia tahun 1930an
  18. Ambivalensi dalam Gay Chaps at the Bar karya Gwendolyn Brooks
  19. Kekuatan untuk memantrai yang datang dari disilusi : kritik WH Auden terhadap puisi magis
  20. Dari Pound ke Olson: Penyair Avant Garde sebagai pedagog
  21. Charles Olson mempertahankan rumah: menulis ulang John Smith untuk Amerika kontemporer
  22. Frank O’hara dan Perancis dalam istilah peyoratif
  23. Puisi epistolari James Schuyler: benda-benda, kartu pos dan ekphrasis
  24. Puisi memorial dan sastra memorialisasi
  25. Menjadi George Oppen: Tinjauan George Oppen and the Fate of Modernism karya Peter Nicholls
  26. Keganjilan lirik
  27. Permainan naratif kucing dan tikus: parodi, desepsi dan fiksi Whodunit dalam Wagahai wa neko dearu karya Natsume Soseki
  28. Pembelanjaan identitas dan perbaikan diri pasca perang dalam Strangers on a Train karya Patricia Highsmith
  29. “Dan masih ada waktu luang tersisa …” pasca fordisme dan tulisan dalam Whatever karya Michel Houellebecq
  30. Transformasi anarkis surealisme Inggris: jaringan Villa Seurat
  31. Agama dan tipologi puritan dalam A Room with a View karya EM Forster
  32. Berputar dalam lingkaran: As I Lay Dying dan bahasa regeneratif
  33. Fenomenologi “masih belum semerah mawar” : Beckett dan filsafat tempat